Islamic Clock

Ustaz Muhammad Kazim Elias - Hidupnya Allah Dengan Ilmu (part 2)

Ustaz Dato' Badlishah

Ustaz Auni Mohamad

Ustaz Shamsuri kisah akhir zaman

Ustaz Azhar Idrus - Soal Jawab Masjid Saidina Umar AlKhattab Cenderawasih Kuantan - 22 Mac 2012

Ustaz - Dr. Rozaimi Ramle

Ustaz Ahmad Rozaini . Ummat Nabi yang terbaik( 1-12)

SAJAK ADI PUTRA

Currency Conversion

Sunday, November 22, 2009

Masjid Yang menjadi Ketakutan Warga Jerman



INILAH gambar masjid yang sedang dibina di Jerman mulai Jun lepas dan dijangka siap dua tahun lagi. Masjid yang pembangunannya menelan biaya sebanyak 15 ke 23 juta dollar ini, ditangani oleh seorang arkitek Jerman, Paulus Boehm. Boehm sudah bekerja di gereja-gereja local dan menang dalam mendisign masjid.

Bangunan megah ini akan tegak dari dinding beton yang dibengkokkan lalu sambungkan ke suatu kubah kaca untuk menyampaikan keterbukaan. Tetapi lihat gambar-gambar seterusnya, mengapa warga Jerman ini membantah? Hingga ada yang mengatakan ‘Kubah yang menakutkan warga Eropah’? Apakah misteri di sebaliknya?


Diantara kelompok yang amat kuat menolak, adalah kelompok kiri di Cologne. Melalui wadah Pro Cologne, mereka berusaha mendapat sokongan dari kalangan kiri di Austria dan Belgium yang berkempen mengatakan langkah pembangunan masjid sebagai usaha untuk mengIslamkan seluruh Eropah. Beberapa tahun lalu mereka pernah mengedarkan petisyen dan jejak pendapat yang digelar ‘harian cetak terbesar Cologne, Koelner Stadt-Anzeiger’, menunjukkan 60 % warga kota menolak tegaknya masjid yang lengkap dengan menara itu.

Masjid itu akan memudahkan warga Turki menyusup ke dalam sebuah komuniti yang paralel di mana mereka tidak ingin berbahasa Jerman,'' kataManfred Rouhs. ''Masjid itu juga simbol Islamisasi di Eropah dan kegagalan intergrasi di mana 120 ribu Muslim Cologne, sebahagian besar berdarah Turki, enggan bercampur dengan kehidupan khas Jerman. Ini adalah sebuah bahaya bagi Eropah,'' katanya lanjut dengan penuh prasangka.


Tidak sekedar perasaan ketakutan akan hadirnya Islam. Penolakan juga diarahkan dengan bentuk tuduhan yang sangat tidak layak. Seorang pemandu teksi Laszlu Reischl, memandang kehadiran masjid yang hanya berjarak dua mil dari Katedral Cologne sebagai bukti kuat kehadiran Islam ekstrem, tidak hanya di Jerman tetapi juga di benua Eropah.

“Saya selalu beribadah di sebuah tempat kecil tak jauh dari Katedral Cologne dan saya rasa ibadah saya tidak menjadi lebih bermakna ketika saya beribadah di Katedral,'' ujar Laszlu Reischl (56). Saya hairan mengapa mereka ghairah membangun sebuah masjid yang besar lagi?'' tegasnya, sebagaimana yang di kutip www.bloomberg.com.


Tetapi asumsi itu ditolak kaum Muslim dan Datukbandar Cologne, Fritz Schramma. Sekretariat Jenderal Islamic Union, Mehmet Yildirim'”Susahnya mendirikan masjid merefleksikan ketakutan Jerman pada Islamofobia, rasisme, dan xenophobia.'' ''Masyarakat Jerman adalah sebuah masyarakat yang di masa lalu tidak banyak mempunyai relasi dengan komuniti yang berbeda agama dan kebudayaan. Oleh kerana itu mereka menjadi mudah curiga dan bimbang.” mengatakan, lanjut Yildirim lagi.

Sementara itu, Datukbandar Cologne mengatakan, bagaimanapun, keberadaan masjid di Cologne sangat diperlukan. Cologne yang menjadi rumah bagi komuniti Muslim terbesar Jerman, 12% dari jumlah penduduk, tentu sangat aneh jika tidak mempunyai masjid. Selain itu, tegas Schramma, masjid akan mengurangi pengaruh kelompok radikal dan justru akan membantu penerimaan dan kepercayaan publik kepada Islam.

Schramma juga mensyaratkan pembangunan ini disetejui setelah kesediaan Islamic Union yang mahu berbincang dan bersetuju dengan sejumlah perubahan. Diantara perubahan yang disepakati itu adalah; kaum Muslim bersetuju kurangkan ketinggian menara, ruang ibadah, dan menggemakan adzan hanya dalam lingkungan masjid melalui pembesar suara dalam ruangan. Dan yang patut diingat, tegasnya, mereka juga bersedia memberi sebahagian kedai-kedai bagi pemilik usahawan warga Jerman.


Mengapa mereka bimbang dan cemas dengan menara atau kubahnya? Kurangkan ketinggian menara? Dikatakan, menara masjid ini bila siap nanti dalam waktu yang singkat akan bersanding sama dengan menara Katedral Gothik yang dianggap terbesar di Jerman. Sudah pasti puncak menara kembar di dekat gereja Katedral Gothic Jerman akan ada teman sandingnya. Sebuah pencakar langit baru akan menghias di langit Cologne. Rencana asal pendirian masjid yang dilengkapi dengan kubah serta dua menara setinggi 55 meter itu banyak menimbulkan bantahan.

Itulah, menara masjid besar Ehrenfeld. Masjid raksasa kelak tidak hanya akan membawa 120,000 orang Muslim Cologne menunjukkan identiti dirinya. Bahkan, boleh jadi akan membawa warna baru di Eropah. Tentu sahaja hal ini akan mengundang cabaran. Dengan adanya masjid ini, warga Muslim tidak akan berfikir lagi tentang negara asal mereka sebagai rumah mereka, tetapi akan memikirkan Jerman, kata Seyda Can dari DITIB (Turkish-Islamic Union for Religius Affairs).

Menurut Seyda lagi, "Warga Muslim sudah menetap di Cologne sejak 40 tahun yang lalu, tapi mereka masih saja sholat di ruangan-ruangan paling belakang. Ada 120 ribu Muslim di Cologne atau sekitar 12% dari jumlah penduduk. Kami tidak seharusnya bersembunyi.. papar Seyda suatu hari di sebuah surat khabar Jerman.

Masjid itu akan menjadi masjid terbesar di Jerman, yang boleh menampung sekitar 2,000 jamaah. Rencana pembangunan masjid ini kini mendapat sokongan dari semua partai politik, persatuan perniagaan dan banyak kesatuan. Jerman adalah negara kedua di Eropah setelah Perancis yang jumlah warga Muslimnya paling ramai. Jumlah warga Muslim di Jerman masa ini kira-kira 3.2 juta dan hampir setengahnya berasal dari Turki.

Warga keturunan Turki pertama kali datang di Jerman sekitar tahun 1960an. Mereka didatangkan guna membantu banyaknya kekurangan tenaga kerja pasca perang. Tetapi kini, jumlah mereka sudah berkembang dan berintegrasi hampir mencapai 3 juta orang. Suatu perkembangan yang tak sedikit. Di jalan utama Ehrenfeld, beberapa toko milik warga Turki menawarkan layanan istimewa, seperti hairdresser dengan kamar peribadi bagi wanita dengan jilbab. Seorang tukang gunting rambut menyediakan teh segar Turki dari cerek logam Rusia secara tradisional yang biasanya digunakan untuk memanaskan air.

Bagi Claus Moskopp (52) seorang lagi tukang bunga di Ehrenfeld pula mengatakan, ia tak begitu khawatir dengan menara yang dikonflikkan itu. “Tidak mengganggu saya kerana menaranya amat sesuai dengan pemandangan kota", ujarnya.


Bila dikaitkan dengan adanya kelompok-kelompok yang tidak setuju dengan pendirian masjid, Seyda Can dari DITIB tadi membandingkannya dengan penganut Protestan yang begitu mudah mendapatkan izin pembangunan tempat ibadahnya. “Dua ratus tahun yang lalu, gereja Protestan pertama dibangun di Cologne. Ada proses panjang bagi penganut protestan agar dapat diterima, tapi hari ini, tentu saja mereka diterima di sini. Mengapa kita tidak sama seperti itu?", kata Seyda.

Jelasnya, misteri ketakutan penduduk Jerman adalah kepada bayangan ketakutan yang mereka cipta sendiri. Sebenarnya ia bukan bayang gelap yang menakutkan, tetapi adalah cahaya yang membawa penerangan dan akan menyerlahkan objek lain yang gelap.





[dari berbagai sumber termasuk www.hidayatullah.com ]
Sumber kedua;

No comments:

Post a Comment